Belum pernah menginjakan kaki ke benua Eropa dan banyak mendengar tentang keseruan teman-teman saya ke Eropa membuat saya berangan-angan kapan yah bisa mengeksplorasi benua biru ini. Di berbagai kesempatan saat lagi tidak kerja, saya pun coba lihat-lihat kalau ada tiket murah, soalnya dari Australia tiket ke Eropa sungguh sangat mahal. Sering mendengar teman-teman aku dapat tiket murah dari Jakarta ke Eropa sekitar 5 jutan pulang pergi, jadi pengen deh. Kalau dari Sydney itu, kalau lagi promo bisa dapat sekitar 12 juta Rupiah tiket pergi pulang naik Singapore airlines ataupun Etihad. Selalu pengen pergi namun kayak kurang rela gitu, namun tiba-tiba dapat undangan nikahan sepupu suami yang dirayakan di Portugal. Btw, ini juga salah satu culture shock aku tinggal di Australia, kita beberapa kali dapat undangan nikah setahun sebelum hari H nya loh, kalau kita kan sehari sebelum acara pernikahannya pun kita kalau diundang kita datang yah khan (ehehe). Katanya dengan alasan supaya kita bisa planning kegiatan kita jauh-jauh hari or tidak bertabrakan dengan kegiatan lainnya. Jadi mau tidak mau, kita langsung merencanakan perjalanan kita ke Eropa.

Tiket Pesawat Ke Eropa
Perjalanan ke Eropa kali ini akan menjadi yang pertama dan tujuan utamanya adalah menghadiri acara pernikahan yang perlu kita hadiri di Portugal. Jadi dari 6 bulan sebelumnya kita sudah mulai cari-cari tiket murah ke negara mana yang murah untuk tiket pergi pulang dari Sydney. Pokoknya semua cara sudah kita kerahkan mulai dari cek websitenya skyscanner, google flight, dan room2rio. Pas banget bulan November ada hari diskon besar-besaran yaitu black friday, jadi waktunya berburu tiket murah. Walaupun tidak sangat-sangat murah, karena inflasi dan penerbangannya panjang menggunakan maskapai yang nyaman (full service). Akhirnya dapat juga penerbangan ke Eropa naik Singapore Airlines (SQ) dari Bali ke Frankfurt, Jerman transit Singapore dan baliknya dari Milan ke Bali trasit Singapore juga harganya 12juta per orang (pp). Kombinasi ini lebih murah dan kita tidak perlu balik lagi ke Jerman, menghemat waktu. Karena suami pengen ke Bali, itu kenapa kita ke Eropa dari Bali dibandingkan dari Australia. Sedangkan dari Sydney ke Bali (pp) kita pakai Qantas airlines, tiket pulang perginya pakai Qantas Points, jadi hanya bayar pajak sekitar 2 juta per orang.
Sebenarnya aku agak deg-degan untuk ambil tiket diluan sebelum visa Eropa ku disetujui, mengingat pengurusan visa Schengen yang katanya agak ribet. Cuman aku ambil resiko saja, takutnya kalau nunggu Visa disetujui harga tiketnya akan lebih mahal. Ada yang bilang, bisa pakai dummy ticket, cuman aku tidak berani saja. Setelah aku research tentang Visa Schengen dan melihat semua dokumen yang dibutuhkan, aku memberanikan diri ambil tiketnya.
Visa
Sebagai pemegang paspor Indonesia, kita butuh Visa Schengen untuk bisa keluar masuk ke 26 negara Eropa tanpa perlu melewati imigrasi. Hanya sekali saja saat pertama kali masuk ke zona Schengen di Eropa. Aku mengurus visa ini melalui negara Jerman, karena merupakan negara paling lama yang dikunjungi. Kalau kalian punya beberapa negara dengan durasi tinggal yang sama, pilih saja satu negara yang pertama kali kalian mendarat di Eropa. Visa ini juga sudah bisa aku apply paling cepat 3 bulan sebelum rencana keberangkatan kita ke Eropa. Lebih lengkap proses yang aku lalui, aku tulis disini yah.
Asuransi Perjalanan
Karena kita sudah punya rencana perjalanan ke luar negeri dalam setahun yang lumayan, jadi sebelum apply visa Schengen, aku sudah punya asuransi perjalanan yang berlaku setahun. Setelah dihitung-hitung juga jatuhnya lebih murah beli asuransi perjalanan setahun daripada belinya per trip.
Jadi kita ambil asuransi dari TID (Travel Insurance Direct) untuk setahun harganya 7juta untuk berdua. Tergantung paket yang kalian pilih, pokoknya paket yang kita ambil termasuk biaya pengobatan/ sejenisnya jika terjadi kecelakaan/terluka dan harus nginap di rumah sakit, keterlambatan pesawat, berhubungan sama sewa mobil, kopor kalau hilang atau rusak, biaya yang berhubungan dengan virus korona, dan manfaat lainnya. Pada umumnya premi yang kalian bayarkan biasanya tergantung pada seberapa panjang asuransi kalian berlaku, destinasi perjalanan, paket manfaat yang kalian ingin terima, umur, dan sebagainya.
Rute Perjalanan di Eropa

Untuk perjalanan kali ini, kita tidak spesifik harus ke negara mana saja yang harus didatangi untuk pertama kali. Namun kita lebih flexible dan menyesuaikan dengan tiket pesawat murah atau transportasi antar negara lainnya dan beberapa rencana yang harus kita lakukan yaitu menghadiri acara pernikahan sepupu suami di Portugal dan mengunjungi tante suami yang ada di Wolfsburg, Jerman. Selain itu walaupun terlihat negara-negara di Eropa berdekatan di map, namun tetap saja memakan waktu kalau kita mau mengunjunginya semua (oops). Karena kita memulai perjalanan kita dengan menghadiri pernikakan keluarga di Portugal, jadi destinasi selanjutnya yaitu negara yang terdekat (disekitar Eropa Selatan dan Timur) sehingga waktu tempuh nya juga tidak terlalu panjang dan harga nya bisa lebih murah. Setelah beberapa hari utak atik google flights dan situs pencarian sejenis, akhirnya rampung juga rute perjalanan kita di Eropa.

Berikut ini rute ke negara mana saja yang akan kita kunjungi di Benua Eropa:
- Hari ke1-3 : Berangkat mulai dari Sydney (Australia) ke Frankfurt (Jerman) via Bali dan Singapura
- Hari ke 4: ke Wolfsburg, Jerman (1)
- Hari ke 6: ke Porto, Portugal (2)
- Hari ke 10: ke Lisbon, Portugal
- Hari ke 12: ke Barcelona, Spanyol (3)
- Hari ke 13: ke Nice, Prancis (4)
- Hari ke 14: ke Monte Carlo, Monaco (5)
- Hari ke 15: ke Rome, Italia (6)
- Hari ke 16 : Ke Rome + Vatikan (7)
- Hari ke 18: ke Vienna, Austria (8) & Bratislava, Slovakia (9)
- Hari ke 19: Ke Budapest, Hungaria (10)
- Hari ke 20: ke Milan, lalu balik ke Sydney.
Sebenarnya ada beberapa kota dan negara yang numpang lewat saja, dimana diawal rencana pengen banget eksplore kota tersebut namun karena ada halangan dan tidak cukup waktu jadinya akan kita kunjungi di lain kesempatan. Tidak semua rencana berjalan mulus, so kita hanya nikmati saja perjalannya. Misalnya saja, kereta kita tidak datang saat berada di stasiun kereta Budapest menuju Vienna, padahal kita sudah bolak-balik liatin layar jadwal kereta dan ke jalur pemberhentiannya dan sudah nunggu lama banget. Walaupun pada akhirnya kita bisa ambil kereta yang sama untuk beberapa jam yang berikutnya tanpa beli tiket baru, namun kita tidak punya waktu untuk explore kota Vienna sama sekali.
Transportasi Antar Negara Eropa
Negara-negara yang berada di benua Eropa khususnya zona Schengen terlihat dari map saling berdekat-dekatan dan negara-negaranya memiliki reputasi sistem transportasi antar kota & negara maupun dalam kota yang sudah baik. Namun tetap saja, untuk mengunjungi satu negara dengan negara yang lain juga butuh waktu. Kalau kalian yang jalan-jalan ke Eropa secara mandiri tanpa tur, penting banget untuk mengenali dan mempelajari transportasi antar negara supaya kita bisa menentukan dengan baik transportasi yang kita ambil entah yang memilih ramah di kantong, efisiensi (waktu perjalanan yang lebih cepat), maupun yang kenyamanan (seperti kereta). Transport yang menghubungkan antar negara di Eropa bervariasi yaitu bisa menggunakan bus, kereta, pesawat, bahkan ferry (untuk beberapa negara yang terhubung dengan sungai atau laut seperti Vienna-Budapest, Italia-Yunani, dan sebagainya). Masing-masing transport ini juga memiliki pros dan cons nya. Namun satu hal yang perlu diingat, jangan ambil tiket last minute atau mendadak, karena harganya kemungkinan besar akan menjadi mahal.
Saat menyusun itinerary Eropa di atas juga aku sambil membandingkan berbagai jenis transportasi antar negara berdasarkan harga dan lama perjalanan, sehingga mayoritas aku menggunakan pesawat untuk pindah negara menggunakan google flight. Web nya mudah digunakan dan fitur-fiturnya yang sangat membantu. Misalnya ada grafik harga tiketnya dan fitur ‘melacak harga’ dimana kita akan dikirimkan update perubahan harga tiket pada tanggal penerbangan dan rute yang kita inginkan melalui alamat email kita.
Aku ambil tiket jauh-jauh hari sekitar 1.5 bulan lebih sebelum keberangkatan. Tiket pesawat paling murah dalam trip antar negara Eropa aku itu dari Vienna ke Milan dapat 245k Rupiah per orang untuk 1jam 30 menit perjalanan (hanya pakai backpack dan naik pesawat budget, Ryan air). Kalau naik bus Flix bisa memakan waktu sekitar 15 jam harga tiket 40 euro (Rp. 600k). Begitu juga dengan tiket bus antar negara, harganya akan semakin mahal ketika mendekati hari keberangkatan kita (diluar hari libur sekolah, high season, natal, musim panas dsb). Sedangkan bus yang aku gunakan dan andalkan adalah Flixbus. Misal, kita berangkat dari Vienna ke Bratislava dapat harga 110k Rupiah per orang dengan waktu tempuh 55 menit saja karena memang negara dan ibukotanya yang bersebelahan atau bertetangga.
Kira-kira pros dan cons yang aku rasakan dari berbagai moda transportasi antar negara seperti ini:
Pesawat:
- Pro: Harga bisa jauh lebih murah dari kereta
- Pro: Waktu perjalanan yang lebih singkat dibandingkan kereta maupun bus
- Pro: Biasanya transportasi antar bandara dan pusat kota di Eropa sangat mudah hanya dengan transportasi umum, bahkan tanpa banyak pemberhentian. Pertimbangkan harganya yang ditambahkan dengan harga tiket kalau kalian travel budget.
- Con: Terbang dengan pesawat budget dengan harga murah biasanya hanya termasuk tas ransel atau sejenisnya (dengan ukuran dan berat yang sudah ditentukan oleh airlinesnya). Kalau pun mau tambah bayar untuk tas carry-on ataupun tambah lagi dengan checked bagasi, harganya bisa berkali lipat dari harga tiket basic.
- Con: Biasanya bandara berada jauh dari pusat kota. Jadi harus spare waktu untuk ke bandara. Belum lagi pesawat budget murah, gate untuk boarding nya agak jauh jadi harus jalan yang lumayan.
- Con: Biasanya juga jadwal keberangkatan pesawat budget itu di pagi hari ataupun dlarut malam. Paling pagi aku berangkat jam 6am pagi dan harus di bandara lebih awal karena di beberapa negara antrian scan barang bawaan itu panjang dan butuh waktu lama. Hampir tinggal pesawat gara-gara ini.
Pesawat budget di Eropa nih agak beda dengan yang sering aku gunakan seperti di negara Asia maupun Australia, dimana basic barang bawaan kita hanya tas ransel kecil dengan ukuran tertentu (bisa muat ditaro dibawah kursi). Kalau kita bawa tas kabin (carry-on) yang biasa ditempatkan di locker di atas kepala, kita harus tambah bayar lagi which is lumayan juga biasa nambah sekitar 350k Rupiah (tergatung maskapai, rute, dan lama perjalanan) untuk satu tas kabin ukuran tertentu dan maksimal 10kg. Selain itu, maskapai budget ini mengenakan biaya untuk setiap jasa yang mereka bisa tawarkan, seperti tambahan biaya untuk carry-on bag, online check-in, reservasi kursi jauh lebih awal, prioritas boarding, jalur cepat security check, dan sebagainya. Bahkan ada maskapai yang mengenakan biaya tambahan kalau kita check-in di konter bandara loh (sadis yah). Jadi kalau mau gratis, kita harus check-in online sesuai dengan waktu yang ditentukan dari maskapai, yang biasanya sekitar kurang dari 48 jam sebelum berangkat.


Bus:
- Pro: Harganya lebih murah dari kereta dan bisa lebih murah dari pesawat
- Pro: Biasanya tempat pemberhentian bus berada di pusat kota atau sekitarnya, mudah dijangkau
- Pro: Umumnya harga tiket bus sudah termasuk bagasi (koper)
- Con: Waktu tempuh biasanya memakan waktu lama karena jaraknya dan kemacetan

Kereta:
- Pro: Biasanya stasiun kereta berada di pusat kota
- Pro: Ada night train nya bagi mereka yang ingin menghemat akomodasi
- Pro: Biasanya tidak ada biaya koper/ barang bawaan, namun space di beberapa kereta dan kelas tertentu tempat penyimpanannya terbatas
- Pro: Kalau kenyamanan dan fasilitas, lebih senang naik kereta daripada bus. Ada toilet, ada gerbong yang jualan makan & minum, dsb. Misalnya, naik kereta di Jerman, ada gerbong untuk yang pengen kesunyian dan ada gerbong khusus orang tua yang bawa untuk anak-anak
- Con: Bisa lebih mahal dari pesawat dan bus. Apalagi kalau kereta cepat.
- Con: Biasanya harga tiket kereta belum termasuk alokasi tempat duduk. Harus tambah biaya lagi untuk reserved tempat duduk. Agak susah cari tempat duduk kalau rute keretanya yang rame, harus gerak cepat untuk cari tempat duduk kosong. Belum lagi kalau barang bawaannya banyak terus harus di kick out karena ternyata duduk di kursi yang sudah di booking.
- Con: Tidak selalu mendapatkan kereta cepat, dengan waktu tempuh yang lebih singkat
Tip: Kalau kalian berumur dibawah 25-27 tahun, terdapat berbagai diskon yang mungkin bisa meringankan biaya perjalanan kalian. Seperti Eurail memberikan diskon bagi pelajar atau anak muda yang berumur maksimal 27 tahun yang bukan bertempat domisili / tinggal di Eropa, sebesar 25% untuk pembelian Eurail Global Pass.
Untuk trip kali ini kita tidak menggunakan Eurail Global Pass, karena setelah dihitung-hitung biayanya akan lebih mahal dibandingkan dengan yang kita ambil satu-satu untuk transportasi antar negara. Apalagi kalau kita ambil tiketnya jauh-jauh hari bisa dapat tiket murah. Selain itu di beberapa negara dan kereta tertentu seperti Italia, Portugal, Spanyol, Prancis, dimana kita harus tambah bayar untuk biaya reservasi yang wajib. Namun memang salah satu pro yang aku suka dari pass ini adalah bisa naik kereta sepuasnya, apalagi Eropa terkenal juga dengan pemandangan pedesaan dan alamnya yang menakjubkan. Jadi kalian bisa pertimbangkan pass ini kalau kalian akan sering naik kereta, berusia 27 tahun ke bawah untuk akses diskon nya, dan sebagainya

Transportasi Dalam Kota
Untuk transportasi dalam kota, aku selalu mengandalkan transportasi umum dan jalan kaki. Karena biasanya kita hanya travel berdua dan sewa mobil untuk perjalanan di kota besar itu kurang ideal karena pasti akan kesulitan cari parkir, biaya parkir mahal, kemacetan, dsb. Umumnya tempat wisata di suatu kota, jaraknya berdekatan satu dengan yang lain ataupun dapat dijangkau dengan transportasi umum seperti wisata kota tua yang biasanya menjadi atraksi populer di Eropa yang mengandung nilai historis dan budaya yang tinggi yang sering dicari pelancong dari seluruh dunia saat ke Eropa.
Biasanya kota di Eropa juga memiliki kartu transport dibuat untuk turis, kalian bisa mempertimbangkan ini kalau kalian berkunjung di suatu kota dalam jangka waktu lebih lama (kemungkinan lebih dari 2 hari), sering menggunakan transportasi umum, atau ingin banyak masuk ke suatu tempat wisata (seperti museum, galeri seni). Karena kartu transport nya ada yang untuk penggunakan transportasi umum unlimited dengan pilihan 24jam, 48jam, dan seterusnya. Begitu juga dengan kartu transport yang dibundle dengan tiket masuk tempat wisata dan diskon toko sovenir, restoran, dsb. Kalian bisa hitung sendiri, yang mana yang pas buat kalian.
Akomodasi
Ada berbagai tipe akomodasi yang bisa kalian pilih saat berada di Eropa mulai dari yang gratisan (seperti Couchsurfing), terjangkau (seperti hostel yang sharing kamar dengan orang lain), private & terjangkau (seperti homestay atau kamar private hostel yang sharing unit dengan kamar private), dan hotel. Kalian tinggal pilih saja sesuai dengan budget dan kebutuhan kalian. Sebenarnya pengen banget coba tinggal di hostel di Eropa, karena katanya hostel di Eropa banyak juga yang bagus dan harganya juga yang bersahabat. Belum lagi terdapat fasilitas dapur, common area, dan bisa ketemu sama orang baru dari berbagai negara. Mungkin next time kali yah, kalau aku datang ke Eropa sendiri atau teman jalan yang pengen juga tinggal di hostel. Karena datangnya dengan suami, kita harus menentukan tempat tinggal dengan keputusan bersama.
Selama berada di Eropa , kita menginap di hotel dan harganya ternyata mahal juga yah. Untuk akomodasi selama di Eropa, aku menggunakan beberapa website pencarian untuk harga yang termurah seperti booking.com. Yang penting saat booking diawal untuk keperluan visa, kita cari penginapan yang menawarkan free cancelation (pembatalan gratis) dan No Prepayment needed (tidak diperlukan pembayaran diawal/ deposit). Kalau misalnya kita belum pasti nginap di tempat itu ataupun tidak mau ambil resiko amit-amit visa nya ditolak yah khan. Selain itu, biasanya penginapan di Eropa, ada city tax yang dibayarkan tunai saat check-in. Misalnya selama di Eropa, city tax yang kita bayar paling mahal yaitu di hotel bintang 4 di Milan sekitar Euro 10/ Rp. 167k. Sedangkan yang paling murah waktu di Budapest kita hanya bayar Rp. 25k per malam untuk hotel kelas Ibis Style.
Setelah visa disetujui, selain harga kita cari penginapan tergantung lokasi. Apalagi kalau kebanyakan penerbangan kita di pagi hari sekitar jam 6am. Jadi kita lebih memilih tempat penginapan dekat bandara, supaya tidak terlalu pagi bangunnya untuk ke bandara, harga taxi online mahal kalau nginap agak jauh, dan kalau naik transportasi umum agak lama karena lokasi bandara yang biasanya agak jauh dari pusat kota, dsb.
Internet
Menurut riset yang aku lakukan, akses WiFi gratis itu lebih mudah. Wifi dapat diakses di tempat umum seperti bandara, stasiun kereta, taman, transportasi umum (kereta, bus), hotel, kafe, restoran, mall/ pusat perbelanjaan, dsb. Namun perlu diingat kalau wifi di tempat umum biasanya tidak terlalu dapat diandalkan dan dari segi keamanan kurang baik. Kalian juga bisa gunakan VPN kalau akses wifi gratis ditempat umum untuk menjaga keamanan data kalian. Jadi kalau kalian ingin selalu online sepanjang saat kalian bisa beli kartu sim lokal, e-sim, ataupun pakai wifi portable.
Banyak banget provider diluar sana yang menawarkan internet, tinggal banyak riset saja. Bahkan kalian bisa beli kartu sim, e-sim, maupun wifi portable sebelum tiba di Eropa. Pastikan data internetnya dapat kita pakai diseluruh wilayah Eropa khususnya di negara yang akan kalian kunjungi. Karena biasanya negara Eropa barat roaming nya gratis sedangkan di Timur tidak termasuk EU roaming. Merek kartu sim yang biasany berlaku di beberapa negara Eropa adalah Vodafoe, Orange, 3(three), dan T-mobile. Ada juga kartu sim lokal yang hanya ada di negara tersebut. Kalian bisa pilih sesuai dengan kebutuhan kalian. Yang kalian perlu pertimbangkan juga, pembelian kartu sim di bandara biasa lebih mahal (sekitar 25%) daripada kalau beli di pusat kota. Kalau kalian lihat kartu sim ini dijual di supermarket, kalian bisa beli juga namun tidak disarankan karena biasanya kalian harus register online secara mandiri dan biasanya membutuhkan data passport kalian juga. Daripada ribet, mending beli kartu sim di toko resmi nya, sekalian kalau ada masalah sama kartu sim nya mereka akan langsung benerin.
Pada akhirnya, aku beli e-sim online dan registrasinya hanya pakai kode QR. Harganya sekitar 700k Rupiah, aktif selama 15 hari dari saat registrasi dan tidak terbatas kuota nya. Data nya juga mencakup kontinen Eropa termasuk negara-negara yang akan kita kunjungi. Tidak perlu ribet pick up kartu sim nya, namun negatifnya kita hanya bisa gunakan satu device kita (tidak bisa share data).
Makanan
Kalau berkunjung ke suatu negara, aku paling senang kulineran makanan lokal setempat, paling tidak mencoba makanan / hidangan nasional mereka. Di beberapa negara Eropa yang terkenal lebih terjangkau seperti waktu di Portugal dan Hongaria, kita menyempatkan diri cobain makanan lokal mereka di restoran atau tempat makan. Misalnya saja di Portugal kita banyak makan Portuguese tart (terkenal dengan nama ‘Pastel de Nata’) dan cobain Bacalhau (hidangan ikan cod) yang merupakan makanan nasional Portugal. Sedangkan negara Eropa yang agak mahal seperti Perancis, kita belanja bahan makan di supermarket lokal dan masak sendiri di dapur yang tersedia di penginapan. Tidak sulit juga menemukan beras dengan harga yang lumayan terjangkau dan bahkan tersedia nasi pocket yang dihangatkan saja di microwave.
Anw, jangan lupa bawa botol air minum yang dapat diisi ulang, karena air botol kemasan mahal dan terdapat tap water (air keran) yang bisa langsung diminum. Bahkan di beberbagai spot di pusat kota dan sekitarnya terdapat air keran yang aman dikonsumsi.
Musim
Negara-negara di Eropa umumnya memiliki empat musim yaitu:
- Musim Panas (Summer) mulai bulan Juni sampai pertengahan September
- Musim Gugur (Autumn/ Fall) mulai di pertengahan September sampai pertengahan November
- Musim Dingin (winer) mulai dari pertengahan November sampai Maret
- Musim Semi (Spring) mulai dari bulan April sampai Mei.
Kita datang di akhir bulan April dan awal Mei, merupakan musim semi di Eropa. Cuacanya mulai hangat dengan matahari terik apalagi di Eropa Selatan. Suhu rata-rata siang hari sekitar 18-23c, angin sepoi-sepoi dan hujan yang tidak dapat diprediksi. Namun di malam hari cuaca bisa saja drop apalagi di daerah yang dekat dengan pantai. Ditambah lagi belum banyak turis yang datang, karena belum high season. Jadi jalan-jalannya tambah nyaman. Sedangkan di Eropa bagian utara, kita mengunjungi Jerman walaupun hanya sebentar, cuacanya kadang mendung dan kadang ada matahari terbit, namun anginnya kencang banget. Untungnya selama liburan, hanya sehari saja hujan saat berada di Roma, Italia
Packing Barang Bawaan
Seminggu sebelum keberangkatan ke Eropa, aku sudah mulai packing barang-barang yang akan aku bawa. Aku dan suami, hanya bawa masing-masing satu tas ransel dan satu koper kabin yang kita share untuk berdua. Karena selama berganti negara, kita mengandalkan maskapai penerbangan budget seperti Ryanair, Iberia, Vueling, and Wizz air. Tidak seperti LCC di Indonesia maupun di Aus, minimal kita sudah dapat full bagasi 20kg ataupun sudah termasuk carry-on bag. Banyak maskapai budget di Eropa yang menjual tiket yang benar-benar murah untuk pindah negara sampai kadang tidak masuk akal, namun kita ambil tiket yang termurah dan hanya dapat tas ransel yang muat dibawah kursi dan satu tas kabin yang ukurannya pun lebih kecil dari ukuran tas kabin biasanya waktu di Asia maupun Australia.
Demi menghemat biaya pindah negara dan efisiensi waktu, kita hanya bawa barang secukupnya. Lumayan juga perbedaan harganya, kalau aku mending alokasikan uangnya untuk kuliner makanan lokal setempat dan aktivitas.
Untuk pakaian, kita bawa perlengkapan untuk seminggu saja dan kalau kehabisan baju, kita tinggal cari laundry saja. Pakaian akan sangat bergantung pada musim/ cuaca ataupun kalau kita perlu menghadiri acara tertentu yang memerlukan pakaian formal atau aktitas tertentu yang membutuhkan pakaian yang lebih spesifik. Menghemat bagasi, kita hanya bawa beberapa potong baju dan celana yang bisa di mix and match, nyaman, dan bisa dipakai walaupun tidak perlu disetrika. Pakai atau bawa pakaian yang nyaman untuk perjalanan yang panjang ke Eropa juga yah (lebih dari 10 jam apalagi kalau transit lagi).
Alas kaki. Aku hanya bawa sendal hak tinggi untuk menghadiri acara nikahan, sendal untuk mandi, dan sepatu kets yang nyaman untuk jalan kaki lama. Karena biasanya tempat wisata di suatu kota bisa ditempuh dengan jalan kaki, jadi persiapan sepatu kets adalah hal yang paling penting dan supaya bisa menghebat juga.
Money Belt. Setelah beberapa minggu research tentang Eropa, kita memutuskan membeli dan membawa money belt. Apalagi kita akan mengunjungi kota-kota yang hot spot yaitu Barcelona dan Roma. Banyak khasus pencopetan yang terjadi di dua kota ini apalagi di tempat yang ramai turis dan transportasi umum. Disini kita bisa simpan barang penting kita seperti kartu kredit/debit, uang tunai, paspor, dan sebagainya.
Toiletries. Perlu diingat lagi tentang aturan standar carian yang diizinkan dibawa ke kabin pesawat dengan kalian seperti aerosol, krim atau jel kosmetik, pasta gigi, dsb. Kita hanya diperbolehkan membawa cairan di dalam botol atau wadah yang berukuran maksimal 100ml dan total cairannya tidak boleh lebih dari 1L. Kemudian harus disatukan dan dimasukan dalam tas atau plastik transparan. Supaya saat melewati scan tasnya, kita lebih mudah untuk mengambilnya dan mengeluarkannya, serta menghemat waktu juga. Jujur saat antri scan barang bawaan khususnya di beberapa bandara yang ramai saat berada di Eropa, waktu antriannya luamayan lama lebih dari sejam loh, kita bahkan hampir ketinggalan pesawat saat di Berlin. Selain karena sibuk banget, petugasnya juga agak ketat menanyakan dan bahkan memerika tas kita.
Mata Uang. Selama di Eropa kita akan mengunjungi kebanyakan negara yang tergabung di uni Eropa dengan mata uang Euro. Kalau Monacco walaupun bukan anggota Uni Eropa, kedua negara ini menggunakan Euro. Hanya Budapest, Hungaria yang memiliki mata uang berbeda, yaitu Hungarian Forint (HUF). Jadi pastikan kalian menyadari mata uang apa saja yang kalian butuhkan selama trip liburan ke Eropa. Kita ambil uang tunai Euro lewat atm bank mana saja/ bank lokal saat berada di bandara di negara Eropa pertama kita. Karena kita menggunakan bank (ING), bank asal Belanda yang mengembalikan biaya pengambilan tunai atm ke rekening kita. Memang kita sengaja cari bank yang seperti ini untuk keperluan traveling ke luar negeri. Walaupun kebanyakan kota yang kita datangi bisa membayar dengan kartu, namun kita juga butuh uang tunai untuk ke toilet umum yang biasanya berbayar di Eropa (sekitar 50c-1 Euro), beberapa tempat makan / take away place hanya menerima uang tunai, dan sebagainya.
Colokan. Tidak usah khawatir bagi yang tinggal di Indonesia, colokan listrik nya sama dengan negara-negara Eropa zona Schengen khususnya yang kita kunjungi. Namun kalau kalian yang ke Swiss, chargernya agak berbeda, matanya ada tiga (3 prong). Kalau bepergian aku suka bawa satu colokan listrik dengan beberapa colokan USB nya, supaya bisa ngecharge lebih dari satu barang elektronik dalam waktu yang bersamaan. Seperti aku yang bawa lumayan banyak barang yang harus di charge seperti hp, ipad, gopro, hp, dan powerbank.