Setelah 13 jam di pesawat dari Singapore tanggal 25 April jam 10.55 pagi menggunakan Singapore Airlines SQ, akhirnya sampai juga di Bandara Internasional Frankfurt (Jerman) lebih tepatnya di terminal 1 kedatangan sekitar jam 5.40pm di tanggal yang sama. Terdapat perbedaan waktu antara Jakarta dan Frankfut di Jerman, dimana Frankfut mundur 5 jam dari waktu Jakarta. Jerman adalah negara pertama di Eropa yang kita kunjungi dalam trip ini. Selama 3 hari 2 malam di Jerman, kita akan mengunjungi kota Mobil Volkswagen, bertemu & tinggal bersama keluarga tante suami, dan melihat sekilas tentang kota Frankfurt & Berlin saat bepergian menggunakan kereta.

Sesampainya di bandara Internasional Frankfurt, yang merupakan salah satu bandara tersibuk di Jerman, kita langsung ke atm untuk narik uang Euro sebagai modal selama di Eropa. Karena senang bepergian backpacker style ke luar negeri, kita sangat mengandalkan kartu atm bank kita (ING) yang tidak mengenakan biaya penarikan atm diluar negeri. Itulah salah satu keunggulan dari ING dan menjadi salah satu alasan kita memilih bank ini.

Sampai di bandara Frankfurt di sore hari, bandaranya terlihat lumayan besar juga dan sibuk. Melewati imigrasinya juga mulus tanpa ditanya-tanya dan langsung di cap saja passport ku. Karena kita hanya singgah saja disini, jadi kita langsung cari tempat naik kereta. Enaknya liburan pakai ransel dan carry-on bag, setelah lewat imigrasi langsung menuju pintu keluar tanpa nunggu bagasi.

Bandara Frankfurt ke kota Wolfsburg

Kita jalan sekitar 5-10 menit ke stasiun kereta yang ada di bandara, dimana kita perlu turun lagi dengan eskalator. Tiket kereta (Deutsche Bahn / DB) antar kota ini sudah kita ambil dari 2 minggu lebih sebelum berangkat ke Eropa supaya bisa dapat lebih murah, seharga E42.8 (IDR 727,600). Kalian bisa beli tiket keretanya di website DB nya langsung, maupun melalui pihak ketiga seperti yang kita lakukan yaitu di website omio. Namun melalui Omio, kita ternyata harus bayar lebih untuk ‘booking fee’ nya.

Karena kita sudah sampai sore menjelang malam di Jerman, untuk menghemat waktu kita sengaja beli tiket kereta sebelum berangkat ke Eropa. Kita juga sekalian reservasi kursi dengan tambahan fee nya E4.2 (IDR 71,500) untuk dua orang. Supaya kita tidak repot cari kursi kosong yang tidak direservasi, apalagi perjalanan kita cukup lama sekitar 4 jam. Untuk mengetahui kursi yang tidak direservasi, bisa dilihat dari nomor kursinya, kalau lampu di nomor kursinya nyala artinya kursinya sudah dipesan penumpang lain. Kita juga perlu memperhatikan biasanya ada tempat duduk tertentu yang diprioritaskan untuk lansia, ibu hamil, orang-orang yang memiliki keterbatasan fisik, dan sebagainya. Perjalanan udara 14 jam ke Jerman, sudah cukup membuat kita lelah, jadi kita putuskan reservasi kursi untuk kenyamanan bersama (ehehe). Apalagi, kata suami yang sudah pernah ke Jerman sebelumnya, kalau di Jerman keretanya suka penuh dan sibuk.

Saat masuk ke platform/ peron tempat tunggu kereta api, memang tidak ada palang atau pintu sehingga bisa saja orang yang tidak ada tiket kereta bisa naik ke kereta. Sebagai turis yang baik dan benar, sebaiknya tidak coba-coba untuk naik kereta tanpa tiket walaupun ada kesempatannya, karena selama bepergian naik kereta di Eropa, selalu ada kondektur yang lewat untuk mengecek tiket kita. Kalau kita bepergian tanpa tiket yang sah, mereka tidak segan-segan memberikan kita penalti yang harus kita bayar minimal 60 Euro (IDR 1juta).

Stasiun Kereta Wolfsburg. Ada ikon kota ‘wolf’ di depan stasiunnya.

KERETA CEPAT ANTAR KOTA DI JERMAN

Sistem transportasi di Eropa khususnya di Jerman sudah sangat baik. Bahkan ada jalur kereta dari bandara ke kota maupun ke kota yang lain di Jerman. Membuat pindah kota maupun negara di Eropa menjadi lebih mudah dan nyaman. Dari bandara Frankfurt, kita naik kereta DB ICE (Intercity Express) yaitu kereta api yang paling cepat dan canggih yang dimiliki oleh perusahaan kereta api Jerman (Deutsche Bahn/ DB). Kita naik kereta yang warna putih strip merah dan langsung duduk di tempat duduk yang sudah kita pesan saat membeli tiket kereta api ini. Ternyata terdapat beberapa variasi tata letak kursi, misalnya ada 4 kursi yang berhadapan dengan meja di depannya yang mungkin diperuntukan untuk keluarga atau teman yang ingin duduk bersama, ada juga 4 kursi seperti di ruang private di dalam kabin katanya untuk keluarga yang punya anak kecil yang kemungkinan bisa agak ribut, dan sebagainya.

Kita berada di gerbong kelas 2 (kelas standar) yang ternyata gerbongnya bersih, ada toiletnya, ada wifi gratis, ruang kakinya lega, ada colokan listrik untuk mengisi daya hp/ leptop, ada cantolan untuk gantung jaket gitu, ada meja nya juga seperti di pesawat, tempat duduknya bisa direbahkan, dan sebagainya. Pokoknya perjalanan 4 jam kita tidak terlalu berasa, karena keretanya yang nyaman. Kereta ini juga berjalan dengan begitu cepat bisa mencapai 300km per jam dan suara bising kereta yang sering kita dengar kalau naik kereta, itupun hampir tidak terdengar dari tempat duduk kita. Sedangkan untuk kelas satu itu seperti kelas eksekutifnya gitu. Tentunya harga tiketnya lebih mahal, material tempat duduknya terbuat dari kulit atau leather, ruang tempat duduknya lebih lega/ luas, tidak terlalu banyak kursi di gerbongnya dan terdapat staff yang menjual atau menawarkan minuman atau snack bagi penumpang yang membutuhkan. Selain itu ada beberapa gerbong ditetapkan sebagai zona tenang dan memang pada umumnya orang Jerman atau penumpang kereta disini itu tidak suka kebisingan saat berada di kereta. Banyak juga kereta api ICE sudah memiliki gerbong khusus untuk orang tua dan anak dimana didalamnya terdapat fasilitas ganti popok bayi dan area bermain anak gitu. Kalau kalian lapar atau haus, ada juga gerbong khusus sebagai tempat makan gitu yang menjual minuman dan makanan/ snack.

Jadi pada umumnya terdapat 3 kereta api DB yaitu yang melayani perjalanan jarak jauh antar kota di Jerman yaitu ICE yang sudah aku jelaskan diatas, IC (intercity), dan EC (Euro city) & RE (Regional Bahn). Kereta IC ini tidak secepat ICE namun bisa melaju sampai 200km per jam dan walaupun bisa saja punya rute yang sama dengan kereta ICE tetapi berhenti di beberapa kota tambahan di sepanjang perjalanan. Kalau kereta EC ini lebih mirip dengan IC namun biasanya melintasi perbatasan ke kota lain di negara tetangga seperti kereta EC Munich ke Salzburg. Karena memang kereta EC ini merupakan kolaborasi antara beberapa perusahaan kereta api utama di Eropa seperti DB (Jerman), OBB (Austria), Trenitalia (Italia) dan SBB (Swiss). Sedangkan untuk kereta RE (Regional Express) dan RB (Regional Bahn) adalah kereta lokal Jerman yang menghubungkan kota kota kecil dan desa-desa di Jerman. Perbedaan dikeduanya umumnya terletak di kecepatannya dan rute RB menjangkau atau berhenti di lebih banyak tempat. Kereta ini biasanya berwarna merah. Sedangkan yang jarak jauh seperti ICE, IC, dan EC itu biasanya berwarna putih.

Kereta Cepat Antar Kota Jerman

Untuk pembelian tiket kereta api DB sudah bisa dilakukan sekitar 180 hari/ 6 bulan sebelum hari keberangkatan. Jadi kalau kalian sudah memiliki jadwal perjalanan kalian, disarankan untuk membeli tiket lebih awal. Karena harga tiket ini ditentukan oleh permintaan dan ketersediaan tiket. Jadi kalau kalian memesan tiket jauh-jauh hari, kalian akan mendapatkan harga lebih murah, dibandingkan dibeli saat mendekati hari H nya yang harganya akan menjadi jauh lebih mahal.

WOLFSBURG (KOTA VOKSWAGEN)

Sesampainya di stasiun utama Wolfsburg, kita dijemput om nya suami yang tinggal di Jerman. Selama 3 hari 2 malam di Jerman, kita tinggal di rumah keluarga nya suami. Lumayan menghemat biaya tempat tinggal dan makan, dan yang paling penting kita sengaja ke kota ini di Jerman untuk ketemu dan lebih mengenal keluarga suami. Mereka sangat baik dan ‘welcome’ selama kita berada di Jerman. Bahkan keluarga suami di Jerman buatkan makan malam dan membuat kue ulang tahun untuk merayakan ulang tahun ku saat itu. They are so sweet. I am so grateful and blessed for being surrounded by a lovely family. Jujur ini salah satu momen ulang tahun yang berkesan, dimana di hari ulang tahun ku, kita makan pagi di Singapura, makan siang di udara (tepatnya di pesawat dari Singapura ke Frankfut), dan makan malam di Jerman. Aku juga bisa merayakan 31 jam ulang tahun karena perbedaan waktu antara Singapura dan Jerman (ahahah).

Keesokan paginya, dibuatin makan pagi khas Jerman. Diatas meja sudah tesedia berbagai jenis roti, pontongan cured meats, butter/ mentega, selai, buah (anggur hijau), keju, jus jeruk, dan sebagainya. Anw, orang Jerman suka banget sama roti dan salah satu bagian dari budayanya. Katanya Jerman memproduksi lebih banyak varian/ variasi roti dari negara lainnya didunia. Ada sekitar 3200 jenis roti yang terdaftar di ‘German Institute of Bread’ dan telah ditetapkan sebagai warisan budaya UNESCO.

Yang menarik dari kota Wolfsburg ini adalah kota ini terkenal sebagai markas besar perusahaan otomotif terkenal asal Jerman yaitu Volkswagen. Volkswagen adalah salah satu produsen mobil terbesar di dunia yang didirikan pada tahun 1937, dengan model ikoniknya yaitu VW Beetle dan VW Gold. Jadi sebenarnya kota Wolfsburg ini dibangun pada tahun 1938 untuk memfasilitasi pembangunan pabrik mobil Volkswagen. Saat perjalanan ke rumah saja, bisa terlihat pabrik mobilnya besar banget, tempat penyimpanan mobil VW yang disimpan di bangunan bertingkat sebelum didistribusikan keseluruh dunia, museum mobil, dan sebagainya. Selain itu kota ini juga terlihat asri dan nyaman banget ditinggali, karena memang terdapat area dan taman hijau untuk bersantai. Walaupun memang kotanya lebih sepi dari pada kota-kota metropolitan dan wisata lainnya di Jerman seperti Berlin, Hamburg, Munich, Frankfurt, dan sebagainya.

Volkswagen

Karena sudah berada di kota mobil Volkswagen, rasanya belum complete kalau belum berkunjung ke pabrik atau museum Volkswagen. Sebelum Covid, untuk ikut tur ke pabriknya itu gratis, namun sekarang kita harus booking dan beli tiket untuk bisa ikut tur pabriknya, harganya 15 Euro per orang (IDR 255k). Ada beberapa jenis tur yang bisa kalian pilih. Namun tur ini hanya tersedia di hari Senin sampai Jumat di jam 9.30am dan 1pm. Selain itu kita juga dilarang membawa hp atau kamera untuk merekam atau foto selama tur.

Pabrik utama Volkswagen yang ada di Wolfsburg, Jerman ini merupakan salah satu pabrik otomotif terbesar di dunia. Area nya luas banget sekitar 6.5 juta meter persegi dan sudah memiliki fasilitas produksi yang canggih. Kita sangat terkagum-kagum dengan bagaimana mobil ini diproduksi di pabrik ini. Kira-kira perusahan ini memproduksi sekitar 800,000 kendaraan dalam setahun. Sudah bisa dibayangkan berapa karyawan yang bekerja di pabrik sebesar ini.

Pabrik Mobil Utama Volkswagen di kota Wolfsburg, Jerman. Hanya sebagian saja yang terlihat. Area pabrik nya luas banget.

Disini juga terdapat bangunan bertingkat, yang digunakan untuk menyimpan mobil yang sudah diproduksi fresh dari area produksi dan dikirim kesini menggunakan seperti sistem conveyor belt, sebelum di kirim ke berbagai showroom di seluruh dunia.

Bangunan tempat penyimpanan mobil setelah dirakit di pabrik yang siap didistribusikan ke seluruh dunia.

Setelah ikut tur, kita cobain makanan ikon orang Jerman yaitu ‘currywurst’, khususnya yang dibuat di kantin pabrik VW ini. Katanya sejak tahun 1973, kantin pabrik VW ini memproduksi/ membuat ‘currywurst’ nya sendiri sebagai menu favorit karyawan pabrik disini. Bahkan mereka memproduksi dan meracik saus tomatnya sendiri sebagai pendamping sausage nya. Saus tomatnya dibumbui dengan rempah-rempah termasuk bubuk kari kuning, paprika dan berbagai bahan rahasia lainnya. Currywurst ini memang comfort food banget bagi orang Jerman yang bisa dimakan kapan saja.

Volkswagen Currywurst Original Euro 8.5 plus Cappuccino Euro 3.5

FACTORY OUTLET

Setelah itu, kita lanjut lagi ke tempat belanja Designer Outlet Wolfsburg yang berada tidak jauh dari pabrik VW dan bersebelahan dengan stasiun kereta Wolfsburg (hbf). Disini kita sempat belanja mumpung ada diskonnya dan makan siang di salah satu tempat makan di dalam outlet. Di factory outlet ini, toiletnya gratis (yang biasanya toilet umum di Eropa itu berbayar) dan ada wifi nya juga gratis. Memang di negara-negara Eropa khususnya Eropa barat ini, tidak terlalu sulit untuk mendapatkan akses internet. Di banyak spot menawarkan akses wifi gratis seperti di bandara, stasiun kereta, di dalam kereta, tempat perbelanjaan, dan sebagainya.

MAKANAN

Untuk makan diluar di Eropa itu cukup mahal yah, namun paling tidak harga makanan yang tertera dalam menu merupakan harga net nya sudah termasuk pajak. Aku pesan ‘tikka beef bowl’ harganya Euro 13.45 (IDR 228k). Porsi nya cukup besar, makanannya ada nasi, curry beef tikka, dan salad mangga hangat. Salad mangganya enak dan sour, namun sapinya agak tough. Anw, kalau kalian makan di cafe di Jerman, tersedia tempat piring kotor yang biasanya berada di pojokan. Aku awalnya tidak tau, namun ditunjuiin oleh tantenya suami dan aku perhatikan pengunjung yang lain juga membawa piring mereka ke tempat piring kotor itu setelah makan ataupun sebelum mereka meninggalkan tempat makannya. Kalau di Amerika dan Kanada kita wajib memberikan tip, berbeda dengan Eropa yang tidak mewajibkan pemberian tip namun bisa menerima kalau diberikan.

Tikka beef bowl Euro 13 (Nasi, beef tikka curry, manggo salad)..

FYI: kalau kalian jalan jalan ke Jerman, kalian bisa minum air langsung dari keran. Jadi kalau kalian jalan-jalan ke Jerman atau Eropa pada umumnya, jangan lupa bawa botol air minum supaya kalian bisa refill air minum, soalnya harga air minum kemasan mahal yah (paling tidak bisa menghemat biaya travel kalian).

FYI: Kalau kalian makan di restoran, kalau ada yang menawarkan ‘sparkling/ water’ itu bukan air minum yang biasa kita minum, namun ada kandungan / tambahan karbon dioksida nya. Karena memang di Jerman, mereka suka banget minum air sparkling dan bahkan menggantikan air minum biasanya, karena dipercaya lebih sehat karena berasa lebih refreshing dan mengandung mineral. Begitu juga kalau kalian mau beli air minum kemasan di supermarket, yang tulisannya dalam bahasa Jerman, jadi pastikan kalian beli air minum yang benar.

CUACA

Kita berkunjung ke Jerman di musim semi tepatnya di akhir bulan April. Namun saat kita berada di Jerman, walaupun sudah mulai ada matahari terlihat hangat, namun saat berada di luar ruangan, angin nya membuat kita kedinginan. Selama dua hari di Jerman, rata rata suhunya sekitar 7-12c. Kadang juga cuaca bisa jadi gloomy. Jadi pastikan kalian membawa pakaian yang sesuai dengan cuaca ke negara yang kalian kunjungi. Karena kita terlalu fokus membawa pakaian untuk dipakai di Eropa bagian selatan yang sudah begitu hangat dibandingkan dengan Eropa barat, kita sempat kedinginan, untung saja kita dipinjamkan pakaian hangat.

KERETA KE BANDARA

Untuk melanjutkan perjalanan ke negara selanjutnya, kita naik kereta lagi dari Wolfsburg ke Berlin. Karena memang lewat Berlin lebih murah dan lumayan dekat juga dibandingkan kota lainnya. Walaupun kita tidak sempat ke kota ini untuk explore, paling tidak bisa lihat Berlin sekilas dari atas kereta saat melintas di pusat kotanya. Sebenarnya dari kota Wolfsburg ke Berlin hanya sekali saja ganti kereta, namun karena saat itu terdapat konstruksi entah dibagian mana, jadinya kita harus dua kali ganti kereta dan antar keretanya lumayan dekat jaraknya. Jadi memang kita harus lebih konsentrasi, agar tidak salah naik kereta dan banyak berdoa supaya kereta kita tidak delay/ terlambat. Untungnya saja, kereta kita delay nya tidak terlalu lama, sekitar 2 menitan.

Tidak hanya sampai disitu, ternyata antrian untuk lewat security di bandara Berlin saat itu panjang banget dan lama banget. Dari trip Eropa kita ini yang banyak menggunakan pesawat untuk ganti negara, inilah antrian security bandara yang paling panjang dan lama. Sudah seperti macet nya Jakarta, jalannya lama banget. Officernya seperti taking time dan strict banget periksa bagasinya, bahkan diajak ngobrol dan kita yang deg-degan karena kita hampir ketinggalan pesawat dong… Kita harus mengeluarkan semua liquid ataupun aerosol dan teman2nya itu dari tas kita. Jadi memang disarankan disatukan disatu tas kecil yang transparan supaya mudah diperiksa dan dikeluarkan dalam tas kabin/ tas ransel kita. Begitu juga dengan peralatan elektronik yang besar seperti ipad, notebook, etc. Beneran kita nunggu sejam lebih hanya untuk lewatin security screening di bandara Berlin. Alhasil, kita harus lari-larian di bandara seperti dikejar maling, karena kita hampir ketinggalan pesawat dan kita orang terakhir yang masuk ke pesawatnya. Sungguh pengalaman yang tidak terlupakan, negara pertama di trip Eropa sudah begini (hahah).

Sekilas Kota Berlin

Biaya Selama di Jerman (3 Hari 2 Malam, 2 orang)

Sampai jumpa di negara selanjutnya di Eropa…