Flash back sampai akhirnya ketemu informasi WHV ke Australia

Di akhir tahun 2010, setelah masa ujian akhir skripsi ku selesai, aku melanjutkan pencarian informasi untuk bisa studi ke luar negeri melalui jalur beasiswa. Ada berbagai beasiswa yang aku temukan mulai dari DAAD ke Jerman, Erasmus Mundus ke negara Eropa, Chevening ke United Kingdom, StuNed ke Belanda, Fulbright ke States, dll. Namun persyaratannya emang tidak mudah yah. Tidak sampai disitu, aku mulai serius belajar bahasa inggris khususnya untuk mengikuti tes IELTS dan TOEFL. Setelah berhari-hari berselancar di internet untuk mendapatkan informasi sebanyak mungkin tentang studi keluar negeri dan bagaimana bisa bekerja lalu tinggal di luar negeri, kemudian muncul informasi tentang Visa Bekerja dan Berlibur ke Australia. Di tahun 2010 itu, visa WHV ini masih terbatas dengan kuota 100 dan untuk aplikasinya sebagian besar dilakukan di Jakarta, sedangkan aku tinggal di Manado, Sulawesi Utara. So aku memutuskan untuk tidak mendaftar visa itu, lalu aku mulai disibukan dengan mencari pekerjaan dan belajar bahasa Inggris untuk daftar beasiswa.

Secara singkat perjalanan mendapatkan WHV

Kemudian di tahun 2015, saat aku studi dan kerja di Jogja, aku coba cek lagi tentang WHV, walaupun jenis visa ini masih kedengaran asing, karena memang visa jenis ini hanya ada ke Australia untuk yang tinggal di Indonesia dan waktu itu belum banyak informasi termasuk pengalaman orang yang mengambil visa ini dari Indonesia. Satu hal yang menarik dari visa ini tuh waktu tahun 2015 itu, kuotanya bertambah menjadi 1000 orang (bahkan saat aku apply kuotanya tidak penuh, katanya hanya sekitar 500 orang yang daftar, yang berarti memang belum banyak yang tau tentang visa ini apalagi yang kemungkinan tinggal di luar pulau Jawa). Lalu aku mulai meminta restu dari orang tua, berpikir matang-matang apa yang kira-kira akan aku lakukan kalau visa aku diterima, dll. Pokoknya banyak hal yang aku pertimbangkan dan mantapkan termasuk aku berdoa kepada yang kuasa untuk meminta petunjuk.

Setelah sudah mulai ada pencerahan, aku langsung resign dari tempat kerja di Jogja, semakin semangat belajar bahasa Inggris, dan pindah ke Jakarta, tinggal dengan tante aku sampai proses pendaftaran selesai. Aku sangat bersyukur punya orang tua dan tante-tante yang sangat peduli dan supportive, bahkan tante dan keluarganya di Jakarta mengizinkan aku tinggal dengan mereka sampai aku mendapatkan visa. Mereka juga membantu aku saat pengurusan dokumen untuk persyaratan visa. Saat aku tidak punya kepemilikan dana di bank min 5,000 AUD, orang tua dan tante aku bersedia meminjamkan sampai aku mendapatkan visa dan kemudian aku mengembalikannya setelah visa aku diterima. Setelah 3 bulan, aku mendapatkan kabar baik kalau aplikasi visa bekerja dan berlibur aku diterima dan aku diberikan waktu satu tahun kedepan dari tanggal visa aku diterima, untuk tiba di Australia.

Visa Bekerja dan Belibur / Working Holiday Visa (WHV)

Visa bekerja dan berlibur/ WHV ini merupakan bagian dari program pertukaran budaya antara pemerintah Australia dan Indonesia. Tujuan dari visa ini sebenarnya supaya anak-anak muda Indonesia memiliki kesempatan untuk mengenal budaya dan kehidupan di Australia lebih dekat dengan berlibur dan dapat bekerja untuk membiayai liburan / perjalanan kita selama di Australia karena memang untuk bisa bertahan hidup membutuhkan biaya yang lebih mahal dari Indonesia. Apalagi jika kalian tinggal di kota besar Australia seperti Sydney dan Melbourne yang biaya hidupnya lebih mahal dari kota lainnya. Selain itu memang ada yang menggunakan visa dengan berbagai tujuan lain seperti menabung untuk bisa sekolah dan tinggal lebih lama seperti aku, menabung untuk buka usaha kalau balik ke Indonesia, dan ada juga yang pengen ketemu jodoh (heheh ^^).

Bagi pemegang WHV, kita hanya bisa bekerja 6 bulan di satu tempat kerja tanpa tanpa batas waktu/ jam dan biasanya pekerjaan yang didapat merupakan bersifat sementara atau casual. Jadi setelah 6 bulan kita harus berhenti dan kerja di tempat yang lain. Selain bekerja, WHV juga bisa studi maksimal selama 4 bulan secara akumulatif. Visa ini juga bersifat multiple entries, jadi misalnya selama setahun kalian bisa keluar masuk Australia dengan visa ini. WHV ini berlaku selama setahun yang dihitung dari saat kita menginjakan kaki ke Australia.

Di tahun 2020, aku baru tau kalau WHV bisa diperpanjang sampai tahun ke tiga dengan bekerja selama 88 hari di negara bagian regional. Untuk informasi lebih lanjut bagaimana proses perpanjangan visa nanti aku update kalau aku sudah dapat informasinya dan aku akan post di blog aku ini. Sebenarnya kalian bisa langsung ke website pemerintah Australia koq, supaya lebih jelas. Karena memang, pas aku apply WHV di tahun 2016, hanya boleh tinggal setahun di Australia. Jadi aku tidak punya kesempatan untuk memperpanjang WHV aku.

Syarat WHV (2016)

Setelah pindah ke Jakarta aku mulai mengurus berbagai persyaratan yang aku butuhkan seperti tes IELTS (general), SKCK (Surat Catatan Kepolisian), minta surat keterangan bank atas kepemilikan dana, dll. Pokoknya untuk mengurus dokumen persyaratan sampai mendapatkan visa ini memang dibutuhkan kesabaran, pengorbanan dan keseriusan agar kita dapat melewati setiap tahapan sampai mendapatkan visa.

Pastikan kita memenuhi persyaratan berikut kalau kalian ingin mengajukan pendaftaran visa bekerja dan berlibur ini:

  1. Minimum masih mahasiswa aktif (berada di tahun ketiga) yang dibuktikan dengan surat keterangan mahasiswa aktif dari kampus, kartu hasil study atau transkrip nikai, dan kartu mahasiswa
  2. Berusia 18 sampai 30 tahun, saat mengajukan aplikasi visa termasuk surat rekomendasi dari Direktorat Jenderal Imigrasi.
  3. Belum pernah mendapatkan atau mengikuti program Visa Bekerja dan Berlibur / WHV ini sebelumnya. WHV ini hanya bisa kita ambil sekali seumur hidup tidak bisa diulang kembali. Jadi kalau kalian punya kesempatan, pakailah kesempatan ini dengan sebaik-baiknya.

Setelah aku memastikan aku memenuhi semua persyaratan umum untuk bisa mengajukan aplikasi visa, lalu aku mulai mencari persyaratan dokumen yang diperlukan. Untungnya di tahun 2010 saat aku pertama kali tau tentang visa ini, aku mencari tau yang mana persyaratan visa yang paling memakan waktu atau agak sulit buat aku seperti persyaratan tingkat kemahiran berbahasa inggris yang dilihat dari skor keseluruhan IELTS minimal 4.5 (maklum kemampuan bahasa Inggris aku hanya ala kadarnya, jadi agak sulit buat aku) dan ketersediaan dana AUD 5,000 di rekening bank. Dulu waktu aku sempat bekerja sebagai Akuntan di tempat les Bahasa Inggris di Manado, aku mendapatkan kesempatan untuk mengakses buku-buku persiapan tes IELTS dan les IELTS gratis. Pengalaman itu membantu banget aku bisa lolos tes IELTS. So bagi kalian yang masih struggle dalam Bahasa Inggris IELTS kalau kalian serius latihan mengerjakan soal (gratis di internet) supaya lebih familiar dengan jenis soal yang dikeluarkan dan terus berlatih kalian bisa lolos minimal skor bahkan lebih. Untuk visa ini, kalian hanya butuh ambil yang IELTS general lebih mudah dari Academic, kecuali kalau kalian ambil visa sekolah ke Australia baru butuh yang Academic IELTS.

Tahapan dalam pengajuan Visa Bekerja dan Berlibur

Berikut ini aku mau share tentang pengalaman dari berbagai tahapan yang aku lalui sampai aku mendapatkan email dari Imigrasi Australia kalau pengajuan visa bekerja dan berlibur aku diterima.

Tahapan yang Pertama, aku mendaftar secara online di Website Direktorat Jenderal Imigrasi pemerintah Indonesia untuk mendapatkan surat rekomendasi atau SRPI (Letter of Government Support) dari Imigrasi Indonesia. Di website ini, aku harus mengisi form registration online dengan data-data yang diperlukan seperti Nomor KTP, nomor Paspor, Sertifikat bahasa Inggris (IELTS), dan informasi jumlah tabungan. Jadi sebelum mendaftar online aku sudah pastikan aku memiliki syarat yang diminta dalam mengisi formulir pendaftaran online. Karena pada dasarnya aku sudah mempersiapkan pengajuan visa dari jauh-jauh hari dan membaca dengan hati-hati syarat dan dokumen yang dibutuhkan berulangkali supaya tidak ada yang terlewat dan salah informasi. Namun aku dapat info juga kalau untuk skor tes Bahasa Inggris kalian bisa isi minimal skor yang diminta yaitu 4.5 dan minimal tabungan yang diminta yaitu 50juta, karena memang bisa saja berubah-ubah dan pastikan juga kalau kalian bisa lolos minimal skor yang diminta.

Untuk Paspor, pastikan kalian memiliki paspor yang berlaku tidak kurang dari 12 bulan.

Memiliki sejumlah dana sebesar AUD 5,000 atau setara dalam rupiah kira-kira 50 jt an waktu itu. Dimana dana ini dipertimbangkan cukup untuk uang tiket pergi pulang dan membiayai kebutuhan hidup kita di awal-awal kedatangan sebelum mendapatkan pekerjaan di Australia. Kalian bisa pinjam ke orang tua, sodara, teman atau kenalan, at least kalian bisa mengakses sejumlah dana untuk membiayai kebutuhan kalian, karena pada akhirnya kalian akan bekerja di Australia.

Untuk Tes IELTS sendiri, aku tes pada bulan Maret 2016 di British Council Jakarta dengan biaya Rp. 2.800.000,-. Pastikan tempat tes IELTS itu terpercara dan teregistrasi sehingga mereka dapat melakukan tes yang sebenarnya bukan hanya tes prediksi. Kalau boleh kalian mempertimbangkan tes IELTS ini jauh-jauh hari karena tanggal tes dan tempat nya yang terbatas dan hasil tesnya juga memakan waktu. Dimana waktu itu aku harus nunggu sekitar 2 minggu sampai akhir tes IELTS aku keluar. Sertifikat IELTS ini berlaku selama dua tahun.

Setelah mengisi formulir pendaftaran online di website Imigrasi dan berhasil terkirim, kita tinggal menunggu kapan kita dijadwalkan untuk ikut wawancara dan pemberkasan dengan bawa berkas kita yang asli. Kita harus sering-sering mengecek email kita dan biasa diupload daftarnya di website Imigrasi. Pastikan kalian tidak kelewatan wawancaranya karena kalau tidak kalian harus daftar lagi dari awal untuk reschedule wawancara kalian.

Selama proses pengajuan visa ini, aku mengurusnya sendiri tanpa melalui agent. Soalnya setelah aku sudah di Australia, dan WHV sudah mulai banyak yang tau, kuota semakin susah didapat, aku mulai mendengar/ dapat pertanyaan/ dapat informasi kalau ada beberapa agency yang berusaha menawarkan pengurusan WHV dengan memberikan harga yang mahal dan janji-jandi mendapatkan pekerjaan bahkan ada yang menipu. So kalau menurut saran aku, sabaiknya kalian urus sendiri karena prosesnya mudah dan jelas koq, apalagi sekarang sudah semakin banyak informasi tentang WHV dari pengalaman orang Indonesia pakai visa ini ke Australia bahkan sudah menetap. Kalau aku cari di youtube dan blog sudah banyak mantan WHV yang berbagi pengalaman mereka mulai dari awal mengajukan visa WHV dan kehidupan mereka setelah WHV termasuk aku. Aku suka berbagi cerita perjalanan WHV dan kehidupan aku di Australia di platform blog, Instagram, dan Youtube aku.

Tahapan ke dua: Wawancara dan Pemberkasan kemudian Mendapatkan Surat Rekomendasi dari Ditjen Imigrasi (SRPI)

Selama menunggu jadwal wawancara dan pemberkasan yang tidak tau kapan keluar, aku memastikan aku memiliki semua dokumen yang dibutuhkan saat wawancara. Berikut ini, aku list dokumen-dokumen yang wajib dibawa saat wawancara:

  1. Formulir Identitas, dari tahapan pertama
  2. KTP atau Kartu Tanda Penduduk atau eKTP
  3. Akte kelahiran
  4. Paspor asli yang bersangkutan dengan masa berlaku minimal 12 bulan
  5. Foto paspor berwarna ukuran 4×6, latar belakang putih
  6. Ijazah Sarjana (S1). Kalau kalian masih mahasiswa aktif yang berada di tahun ke tiga, bawa surat keterangan mahasiswa aktif dari kampus, kartu hasil studi/ transkrip nilai, dan kartu tanda mahasiswa.
  7. Sertifikat IELTS skor secara keseluruhan minimal 4.5 (bukan yang prediksi)
  8. Surat keterangan dari bank atas kepemilikan dana minimal AUD 5,000 atau setara rupiah saat itu
  9. SKCK (Surat Catatan Kepolisian), yang dikeluarkan oleh minimal setingkat kepolisian daerah

Sebagai tambahan, berkas yang dibawah adalah asli dan fotokopi yang akan dilampirkan saat wawancara. Untuk berkas yang fotokopi akan dimasukan dalam map warna biru dengan urutan yang telah ditentukan dari Imigrasi. Surat rekomendasi dari Imigrasi, tidak dipungut biaya.

Tanggal 6 April 2016, aku dapat informasi panggilan wawancara untuk tanggal 18 april.

Saat tiba dilokasi wawancara yang beralamat di JL. H.R Rasuna Said Kav X6 No. 8 Kuningan Jakarta (Gedung Ditjen Imigrasi lantai 12), kita tulis nama gitu dan akan dipanggil sesuai urutan yang datang. Petugasnya kemudian memverifikasi dan mengecek fotokopi dan dokumen asli yang aku bawa. Ketika wawancara, petugasnya menggunakan bahasa Indonesia ke aku (katanya ada juga dalam bahasa Inggris, random gitu), dan secara keseluruhan kita seperti memperkenalkan diri dan ditanya beberapa pertanyaan. Aku ditanya kenapa memilih ikut program bekerja dan berlibur, apa ada kenalan di Australia, mau ke kota mana aja selama di sana, dan rencana mau ngapain aja. Setelah wawancara, kalian tinggal tunggu Surat rekomendasi yang akan dikirimkan melalui email.

Tanggal 25 April 2016, aku mendapatkan Surat rekomendasi aku (SRPI) dan surat ini berlaku 30 hari terhitung sejak tanggal dikeluarkannya.

Tahap ke tiga: Pengajuan Visa Bekerja dan Berlibur ke AVAC di Jakarta

Setelah berhasil mendapatkan SRPI, akhirnya aku sudah ketahap selanjutnya dengan datang ke AVAC untuk mengajukan pendaftaran WHV. AVAC ini merupakan satu-satunya kantor perwakilan yang ditunjuk oleh Kedutaan Australia untuk pengurusan visa ini. Untuk kantor AVAC sendiri saat itu hanya ada di Jakarta dan Bali.

Karena saya berada di Jakarta, jadi saya ke kantor AVAC yang di Jakarta, tepatnya di

Kuningan City Lantai 2 No. L2-19 / Jalan Prof. Dr. Satrio Kav 18, Setiabudi, Kuningan Jakarta, 12940 Indonesia

Untuk dokumen-dokumen yang dibutuhkan untuk dibawa, kalian hanya menambahkan beberapa dokumen yang kalian telah pakai sebelumnya untuk mendapatkan SRPI yaitu formulir 1208 dan SRPI. Kalian bisa download formulir dari link yang aku sediakan dibawah ini. Pastikan kalian mengisi setiap pertanyaan dengan benar dan apa adanya. Karena pemerintah Australia dikenal sangat teliti dalam memeriksa dokumen visa seperti ini, karena kalau tidak benar visa kalian bisa ditolak. Sayangkan kalau kalian sudah mengorbankan waktu dan uang sampai sejauh ini dan akhirnya visa ditolak karena tidak mengisi formulir 1208 dengan jujur, bahkan nama kalian bisa di blacklist kalau sampai ditolak.

Form 1208 Working holiday visa applicant: https://immi.homeaffairs.gov.au/form-…

Dihari pengajuan visa, saat tiba di kantor AVAC Jakarta, aku mengambil nomor antrial, lalu menunggu sampai namaku dipanggil oleh petugasnya. Saat itu lumayan rame, jadi aku agak menunggu lama. Setelah dipanggil, petugasnya lalu memeriksa kelengkapan dan pengecekan dokumen, lalu aku memberikan dokumen yang dibutuhkan, dan membayar biaya visa sebesar Rp 4.610.000 saat itu di tahun 2016.

Kemudian, pada tanggal 4 Mei dapat HAP ID melalui email dari kedutaan Australia, untuk digunakan supaya bisa tes kesehatan atau medical check up di rumah sakit yang telah ditunjuk oleh kedutaan Australia dan ID ini hanya berlaku 7 hari dari tanggal dikeluarkannya. Bagi kalian yang ingin tes kesehatan, pastikan kalian dalam keadaan sehat dan tidak sedang period bagi mereka yang wanita, supaya tes nya berjalan lancar.

Tahap terakhir: Tes Kesehatan di Rumah sakit yang ditunjuk Kedutaan Australia

Akhirnya setelah perjalanan panjang, tiba di tahap yang terakhir. Aku memilih Rumah sakit yang terdekat dan pastinya yang terpilih dari kedutaan Australia yaitu di

Premier Jatinegara Hospital

Jl. Raya Jatinegara Timur No. 85-87, Jakarta 13310

Tanggal 9 Mei aku pergi tes kesehatan lalu membayar sebesar Rp. 760.000. Lalu kita mendapatkan bukti tes kesehatan itu lalu aku email ke imigrasi Australia berharap membantu mempercepat proses dikeluarkannya hasil WHV. Lalu akhir bulan Mei, aku mendapatkan email dari Kedutaan Australia, kalau visa bekerja dan berlibur aku di granted. Pada bulan Agustus tahun 2016, aku ke Australia. Cerita selanjutnya tentang pengalaman pertama aku selama tiga bulan pertama di Australia dan seterusnya nanti aku update lagi di blog dan social media aku yang lain.

Semoga dengan tulisan ini, bisa membantu kalian setidaknya memberikan gambaran proses pendaftaran Visa bekerja dan berlibur ke Australia. Selamat mencoba teman-teman.