Siapa sangka mimpi pengen menginjakan kaki dan berpetualang di Kanada bisa kesampaian di tahun 2024 ini. Terimakasih ya Allah. Setelah berhasil backpacker-ran tembus ke Eropa, Inggris, Australia, New Zealand, dan Amerika, kali ini giliran kita explore Kanada. Senang banget campur aduk.

Keindahan yang memukau dari pengunungan Rocky di Alberta, air terjun Niagara yang tersohor, Aurora Borealis, Danau yang cantik, kota tua berarsitektur Eropa klasik dengan budaya Prancis yang kuat, warga lokal yang ramah, dan kuliner yang unik. Semuanya ini akan kita temukan di Kanada.

Kita memulai perjalanan perdana kita di Kanada dengan mengunjungi Quebec City, kota tua yang penuh dengan berbagai arsitektur Eropa klasik dan kaya akan sejarah kolonial Prancis dari abad ke-17.

PENERBANGAN

Kita berangkat dari bandara Newark (EWR) di New Jersey, USA. Walaupun semalam sebelum menginap di area Midtown East di New York City, namun akses ke bandara Newark nya mudah koq. Dari hotel kita di InterContinental New York Barclay, kita jalan kaki 8 menit untuk naik subway E blue line WTC dari Lexinton Av/ 54 street dan turun di stasiun Penn NYC (harga US$ 2.9/orang). Disinilah kita ambil kereta NJ Transit yang NEC red line Trenton station dan turun di bandara Internasional Newark Liberty. Lalu kita perlu jalan untuk ke Newark Terminal A dan sambung lagi dengan AirTrain Monorail ke terminal C nya, dimana pesawat kita berangkat. Harga NJ transit nya sebesar US$ 16/orang dan sudah termasuk dengan AirTrain nya. Sebenarnya ada beberapa opsi untuk ke bandara ini bisa pakai seperti Newark airport Express bus (US$22.5) ataupun Uber/ Lyft (sekitar US$ 88). Namun opsi yang kita ambil ini yang kita perhitungkan lebih murah dan mudah saat itu.

Bandara Newark ini merupakan bandara internasional yang lumayan besar yang mengakomodir berbagai penerbangan domestik dan internasional, khususnya maskapai United Airlines. Ternyata United Airlines menggunakan bandara Newark ini sebagai home base dan pusat operasional utama mereka di wilayah New Jersey dan New York, baik untuk penerbangan domestik maupun internasional.

Saat itu di penerbangan hari minggu, bandaranya tidak terlalu ramai, dan jalur pemeriksaan scan bagasi pun tidak terlalu lama menunggu. Walaupun naik pesawat kelas Ekonomi, karena suami punya status frequent flyer ‘platinum’ Virgin Australia Velocity, kita bisa masuk ke United club lounge nyda dan boarding di grup pertama untuk masuk ke pesawat. Lumayan banget bisa mengisi perut dan dapat makan siang gratis, mudah-mudahan bisa bertahan sampai malam (oops). Terkesima dengan area lounge nya yang cukup luas, banyak banget variasi makanan di buffet nya dan ada bar nya juga. Aku nyobain sup minnestroni, nasi kuning basmati ayam, salad, brownies, dan kue nya. Karena kita datangnya pas makan siang, loungenya rame banget, kita sempat mutar-mutar untuk cari tempat duduk.

Sebenarnya ada penerbangan langsung dari Newark ke Quebec city namun harganya lumayan mahal dan terbatas jika dibandingkan kalau mau ke Montreal. Kebanyakan penerbangan dari USA akan transit di Montreal atau Toronto sebelum lanjut ke Quebec city. Karena memang, Quebec city itu adalah kota kecil jika dibandingkan dengan kota metropolitan seperti Toronto yang merupakan pusat keuangan & bisnis terbesar di Kanada dan Montreal sebagai pusat industri kreatif teknologi & budaya di Kanada. Dengan demikian, kita putuskan menggunakan poin frequent flyer kita dan hanya membayar 150k Rupiah atau 14 CAD$ per orang untuk penerbangan langsung dari bandara Newark ke Quebec city menggunakan United Airlines, kelas Ekonomi. Harga ini hanya termasuk satu tas kabin 7kg per orang dan 1 tas pribadi yang muat dibawah kursi saja yah.

SELAMAT DATANG DI KANADA

Akhirnya menginjakan kaki di negara baru, resmi masuk ke daftar negara ke-30 yang pernah aku kunjungi. Setelah kurang dari 2 jam berada di pesawat, kita tiba juga deh di Quebec City. Dari atas pesawat sudah terlihat hamparan pohon-pohon berdaun hijau, orange, merah dan kuning yang telah berubah warna di musim gugur ini. Cantik banget Quebec city ini.

Quebec city adalah ibu kota dari provinsi Quebec di Kanada. Kalau ada yang belum tau seperti aku sebelumnya, provinsi ini merupakan salah satu bagian dari Kanada yang berbahasa Prancis. Jadi Kanada itu memiliki dua bahasa nasional yaitu bahasa Prancis dan bahasa Inggris. Bisa terlihat dari tulisan-tulisan yang akan banyak kalian temukan di tempat umum itu menggunakan bahasa Prancis. Sekitar 95% penduduk Quebec berbicara dan berinteraksi menggunakan bahasa Prancis dalam kehidupan sehari-hari.

Sesampainya di bandara, kita tidak berbicara sama sekali dengan imigrasi saat kedatangan yang biasa kita lakukan saat pindah negara. Prosesnya sudah diambil alih oleh mesin. Jadi kita langsung pilih salah satu mesin nya, lalu scan passport kita, difoto, dan mengisi formulir kedatangan begitu atau konfirmasi data kita gitu, dan diakhir kita akan dapat cetakan selembar kertas begitu yang ada foto kita. Nah, lembar kertas cetakan ini yang akan kita berikan kepada petugas imigrasi nya, diperiksa dan ditandai. Saat akan berjalan keluar, ada seekor anjing pekerja yang mencium bagasi atau barang bawaan kita. Prosesnya berjalan dengan mulus dan kita langsung menuju tempat penginapan kita.

Dari bandara internasional Jean Lesage YQB ke kota tua, kita bisa menggunakan bus umum atau Uber (aka Taxi online). Untuk pilihan yang lebih murah, sebenarnya kita bisa naik bus umum yang dioperasikan oleh RTC (Reseau de transport de la Capitale) sebanyak dua kali ganti dengan total perjalanan sekitar 1 jam 20 menitan, tergantung kondisi lalu lintas saat itu. Pertama naik yang nomor 76 atau 80 dan turun di pemberhentian bus ‘Laurier’, lalu jalan kaki sekitar 350meter ke ‘German-des-Pres’ dan terakhir naik bus nomor 11 atau 801 yang menuju pusat kota dan kota tua Quebec. Untuk tarif busnya sekitar CAD$ 3.75 atau 43k Rupiah per perjalanan. Tiket bus bisa dibeli di mesin penjual otomatis yang berada di area kedatangan bandara. Perlu diingat, kalau bayar pakai uang tunai, ada kemungkinan pengemudi nya tidak menyediakan uang kembali.

Pada akhirnya kita putuskan naik Uber ke hotel karena pertimbangan waktu kita yang terbatas di Quebec city ini. Kita hanya punya waktu sore sampai malam saja untuk berkeliling kota tua karena besok paginya kita sudah punya penerbangan ke Calgary. Jadi sedih deh, mikirin kita hanya sebentar banget di kota yang cantik ini. Paling tidak, kita punya alasan untuk balik lagi kesini di waktu yang akan datang. Kita naik Uber ke penginapan dengan lama perjalanan sekitar kurang dari 30 menit (17km) dengan biaya sekitar CAD$40 / 458k Rupiah. Inilah pengorbanan kita, demi menikmati waktu sebanyak mungkin di kota tua Quebec city. Semuanya terbayarkan dan kita sangat menikmati setiap waktu kita di kota ini.

FAIRMONT LE CHATEAU FRONTENAC

Perjalanan kali ini, kita menginap di hotel yang sekaligus menjadi landmark kota Quebec city, yaitu Fairmont Le Chateau Frontenac. Hotel yang resmi dibuka pada tahun 1893 ini, memiliki desain arsitektur yang megah dan klasik, yang mencerminkan sejarah kota ini. Baru kali ini bisa merasakan tinggal bermalam di bangunan yang merupakan simbol warisan kota dan sering dijadikan latar belakang foto serta karya seni. Seperti dibawa kembali melewati lorong waktu, sungguh pengalaman yang istimewa.

Desain arsitektur nya yang megah dan elegan terlihat dari banyak menara nya yang runcing atau beratap curam dengan warna tembaga yang katanya terlihat seperti kastil khas Prancis era Renaissance. Interior dan eksteriornya memiliki berbagai dekorasi yang rumit seperti istana dongeng. Interior hotelnya mewah dibagian lobby dengan sentuhan klasik, yang didominasi dengan panel kayu, lampu gantung kristal, dan berbagai perabot klasik bergaya Prancis. Selain itu terdapat juga terdapat patung, lukisan, dan dekor yang menggambarkan sejarah Quebec

Hotel ini dirancang oleh arsitek Bruce Price dan menjadi bagian dari jaringan hotel mewah yang dikembangkan oleh Canadian Pacific Railway. Pada tahun 2016, Accor hotel mengakuisisi Fairmont yang pada saat itu telah bergabung dengan Raffles dan Swissotel. Tidak heran, banyak banget hotel Fairmont yang tersebar di berbagai daerah dan kota di Kanada. Kanada menjadi negara dengan hotel Fairmont terbanyak di dunia.

Fakta menarik: Fairmont le Chateau Frontenac pernah masuk dalam daftar salah satu hotel paling banyak difoto di dunia. Hotel ini sering menjadi objek foto fotografer, wisatawan, dan sering muncul di berbagai film dan karya seni.

Hotel nya ramai banget sore itu, lobby hotel penuh dengan orang yang terlihat kebanyakan pengunjung daripada tamu hotel. Karena memang hotel ini merupakan salah satu tempat turis dan menawarkan tur berkeliling hotel dengan guide dari hotel. Di sekitaran hotel ini juga terlihat banyak bus pariwisata yang besar yang berhenti, menurunkan atau menjemput para wisatawan.

Saat check-in, resepsionisnya ramah dan profesional, kita dapat upgrade kamar satu tingkat ke ‘deluxe city view king’ yang berada di lantai 8 dari 20 lantai. Room kita berada di pojokan, dengan ukuran 21sm2. Karena kamar kita di pojokan, kita dapat dua pemandangan dari dua jendela, yang satunya view kota dan lainnya bisa melihat bangunan hotel lainnya. Sudah sangat bersyukur banget bisa lihat pemandangan seindah itu walaupun dari jendela yang tidak terlalu besar. Kita sudah bisa mulai check-in jam 4 sore dan check-out sebelum jam 12 siang.

Setelah istirahat sebentar dikamar, kita keliling hotel untuk melihat apa saja sih yang ada di hotel ini. Hotel bintang 5 ini memiliki berbagai fasilitas hiburan seperti pusat kebugaran, jacuzzi indoor, kolam renang dalam ruangan, teras di lantai 6, dan gym yang buka 24jam di lantai 5. Kolam renang nya rame banget sama keluarga yang bawa anak-anak dan ukurannya termasuk kecil untuk kapasitas sekitar 600 kamar. Seperti di Amerika, hotel ini juga memungut ‘resort fee’. Resort fee ini tuh seperti biaya tambahan yang harus kita bayar atas penggunaan fasilitas umum yang ditawarkan hotel, yang harus kita bayar dan biasanya dipungut saat check-in, diluar biaya kamar kita, dan dihitungnya biasanya per orang dan per hari. Sebenarnya mau kita pakai atau tidak fasilitas yang ditawarkan, tetap saja kita harus membayar fee ini. Biaya-biaya tersembunyi ini nih yang membuat harga hotel jadi lebih mahal. Di hotel ini, biaya ‘resort fee’ tersebut sudah termasuk walking tour sejarah hotel, tur naik ferry di sungai st. Lawrance (yang berada tepat di depan hotel), kelas yoga, kelas aerobik air dan sebagainya. Sangat disayangkan kita melewati walking tour hotel mereka karena jam nya sudah lewat. Padahal ini merupakan salah satu kegiatan yang banyak peminatnya, dimana kita akan dibawa berkeliling hotel dan melihat berbagai artefak peninggalan zaman lampau yang sudah berumur lebih dari 400 tahun.

Lokasi hotel ini sangat strategis, berada di jantung kota yang dikelilingi jalan-jalan cobblestone bersejarah, dengan pemandangan spektakuler sungai St. Lawrence dan kota tua Quebec city. Hotel ini meninggalkan kesan yang klasik dengan sejarahnya, keindahaan dengan arsitektur bangunannya dan kemewahan yang ditawarkan oleh pelayanannya yang profesional dari hotelnya. Sungguh pengalaman pertama yang berkesan dan tidak akan terlupakan.

OLD TOWN QUEBEC CITY

Area kota tua di Quebec City ini merupakan area yang paling cantik dan terkenal dari seluruh kota yang dipenuhi dengan bangunan bersejarah bergaya Eropa klasik yang berumur lebih dari 100 tahun, jalanan cobblestoon, dan vibe nya serasa di Eropa banget. Kota tua ini sendiri merupakan bagian dari situs warisan dunia UNESCO sejak tahun 1985. Quebec city ini juga merupakan salah satu kota tertua di Kanada yang dibangun sejak tahun 1608 oleh Samuel de Champlain (penjelajah asal Prancis). Sejak saat itu, Quebec dianggap sebagai pusat penyebaran budaya Prancis di benua Amerika. Konsepnya mirip seperti kota tua di Manila yang pernah kita kunjungi, kota tua Quebec city ini juga dikelilingi tembok yang dahulunya digunakan sebagai benteng pertahanan yang dibangun Prancis pada abad tahun 1608 dan kemudian diperkokoh lagi oleh Inggris setelah diambil alih di tahun 1759.

Adanya tembok ini kemudian menjadikan kota tua Quebec menjadi satu-satunya kota berbenteng (walled city) yang masih ada di Amerika Utara di luar Meksiko. Seperti kota di dalam tembok. Tembok dinding ini pun masih ada sampai sekarang dengan panjang sekitar 4.6km, terlestarikan dengan baik dan masih berfungsi sebagai pangkalan militer.

Karena kita hanya punya waktu sekitar 4 jam, berkeliling kota tua ini, kita langsung saja mengunjungi beberapa tepat yang harus dan paling direkomendasikan. Kota tua Quebec city ini terbagi menjadi dua area utama yaitu Upper town (Haute-ville) dan Lower town (Basse-Ville), mudahnya disebut area diatas kota dan area dibawah kota. Hotel kita menginap ini berada di Upper town yang tepatnya berada di atas tebing Cap Diamant, begitu juga dengan Terrasse Dufferin dan beberapa bangunan bersejarah lainnya. Sedangkan di Lower town, terdapat Palace Royale (tempat awal didirikannya Quebec), berbagai bangunan tua dari zaman kolonial Prancis dengan jalanan yang berbatu/ cobblestone dan di area ini lah bagian tertua dari Quebec.

Terdapat kereta gantung miring (funicular), tangga dan jalan yang menanjak/menurun, yang menghubungkan kedua area ini. Karena penasaran, kita sempat mencoba naik kembali ke bagian atas kota dengan menggunakan funicular. Seru juga, seperti naik lift klasik dengan pemandangan indah kota tua dan sungai st Lawrance. Harganya CAD$ 5/ sekali naik dan mereka hanya menerima pembayaran tunai. Cara unik untuk menikmati pemandangan kota tua Quebec.

DUFFERIN TERRACE

Perjalanan kita dimulai dari Dufferin Terrace, yang berada tepat di depan hotel. Boardwalk atau jalur pejalan kaki kayu ini dibangun pada tahun 1838 oleh Gubernur Jendral Kanada saat itu yaitu Lord Dufferin. Gubernur ini adalah salah satu tokoh yang penting yang menyelamatkan benteng Quebec dari penghancuran bahkan mengusulkan untuk tetap mempertahankan arsitektur historis kota. Sehingga namanya digunakan untuk menamai teras ini, untuk mengenang jasa-jasa beliau. Dari boardwalk sepanjang 430 meter dan lebar ini, kita bisa menikmati pemandangan sungai Saint Lawrence yang memukau, kota tua dibagian bawah tebing, kapal-kapal yang parkir di tepin sungai dan mengagumi bangunan Chateau Frontenac yang indah dan megah. Betah banget memandangi matahari terbenam dan awal yang cantik dari sini. Apalagi terdapat banyak tempat duduk disini, bisa tambah betah berlama-lama disini sambil pacaran.

THE PLAINS OF ABRAHAM

Menelusuri jalur pejalan kaki kayu ini, kita akan dibawah dan diarahkan naik kebukit dimana Plains of Abraham dan La Citadelle de Quebec ini berada. Namun aku hanya naik lewat tangga dan jalan setapak saja sampai ke bukit Plains of Abraham saja. Dari atas bukit ini kita bisa lihat pemandangan kota tua Quebec yang tidak kalah keren juga. Banyak yang berfoto-foto disini, ada juga yang piknik, bersepedah, jogging, ataupun hanya sekedar berjalan-jalan santai saja seperti kita.

The Plains of Abraham ini adalah taman kota hijau yang luas dan indah. Selain itu taman ini sering diselenggarakan berbagai acara atau festival musim panas seperti konser, festival, kegiatan olahraga musim dingin, maupun kegiatan rekreasi sepanjang tahun. Siapa sangka, dulunya taman ini adalah medan pertempuran yang penting dalam sejarah Amerika Utara.

Taman ini menjadi saksi kunci dalam sejarah Perang Tujuh Tahun, karena disinilah puncak dari pertempuran Inggris dan Prancis yang terjadi yang hasilnya mengubah arah sejarah kolonial Amerika Utara. Perang Tujuh Tahun yang terjadi pada tahun 1756 sampai 1763 ini adalah konflik besar antara tentara Prancis dan Inggris yang banyak melibatkan berbagai pihak seperti hampir seluruh negara Eropa dan koloni-koloninya. Awalnya, Prancis menguasai Kanada dan kemudian Inggris ingin menguasai Kanada juga dengan berusaha menghancurkan kekuatan Prancis disini. Puncak perang yang terjadi di The Plains of Abraham ini dikenal sebagai Pertempuran Quebec pada 13 September 1759. Walaupun pertempuran ini hanya berlangsung sekitar 30 menit, namun perang yang dimenangkan Inggris ini menentukan dominasi Inggris di dunia baru ini.

Sambil berjalan-jalan di sekitar taman ini, kita juga bisa menemukan ada meriam, benteng ataupun struktur bersejarah lainnya yang memberikan kita gambaran dan konteks jejak sejarah masa lalu tempat ini.

LOWER TOWN

Selanjutnya, kita lanjut jalan menggunakan tangga kita ke bagian bawah kota / lower town. Area ini terletak di tepi sungai St. Lawrence. Area ini merupakan kawasan tertua dari Quebec, dimana telah menjadi pemukinan pertama yang dihuni oleh orang-orang Eropa di Kanada. Kalau upper town lebih banyak didominasi dengan hotel dan pusat pemerintahan, area lower town ini lebih banyak dengan kawasan tempat tinggal dan area komersial serta wisata. Beberapa bangunan bersejarah diubah menjadi apartemen maupun townhouse yang lebih moderen, namun masih mempertahankan fasad bersejarahnya. Selain itu terdapat restoran, cafe, toko souvenir, bahkan pasar (Marche du Vieux-Port) yang menjual produk grocery kebutuhan sehari-hari.

Beberapa spot tempat yang tidak boleh terlewatkan seperti Place Royale, Petit-Champlain, Musee de la civilisation dan Fresque des Quebecois. Place Royale adalah alun alun di jantung kota tua Quebec yang bersejarah, dimana disinilah lahir kota ini sejak menjadi pemukiman pertama orang Eropa di Kanada. Kita juga sempat melewati Petit-Champlain yang merupakan salah satu jalan komersial tertua di Amerika Utara. Jalan berbatu di gang kecil ini dikenal sebagai jalan paling cantik di kota ini. Apalagi saat didekorasi dengan ornamen natal. Sudah kebayang deh cantiknya. Di jalan ini berjejer toko sovenir, butik, restoran, kafe, galeri seni dan sebagainya. Terakhir kita menemukan mural besar yang memenuhi sebuah dinding bangunan yang sudah ada disana sejak tahun 1999. Mural ini menggambarkan tentang sejarah kota Quebec di masa lalu. Sebelum balik ke hotel, kita singgah makan malam di Subway, harga CAD 17.58 / 202k Rupiah untuk satu foot long sub yang meatball dimakan berdua. Kurang romantis apa lagi kita (xoxo).

Quebec adalah kota yang kaya akan budaya dan sejarahnya. Sehingga menjadikannya salah satu destinasi yang menarik dan direkomendasi bagi kalian yang ingin jalan-jalan ke Kanada untuk melihat sisi lain dari Kanda.

Sampai jumpa di tulisan part #2 Jalan-jalan ke Kanada di tahun 2024…